Disuatu pagi yang mendung terlihat seorang remaja pria yang berjalan menyusuri jembatan yang cukup panjang. Anak laki-laki itu bernama Arif, dia adalah anak yang terlahir dari kedua orang tua yang berjualan gorengan. Meski begitu ia tidak pernah merasa malu justru ikut berjualan gorengan menyusuri jalan perdesaan ketika sore menjelang
" Gorengan! Gorengan! Enak lho! " teriaknya
Meski ia bukanlah anak yang cerdas tapi anak gorengan ini memiliki tekad yang kuat bagai baja. Saat disekolah…
"Rif, kamu gak malu jualan gorengan kesekolah" ucap salah seorang temannya yang bernama Didi.
Begitu banyak tawaan yang ia dengar namum, ia selalu berucap
"Tawa itu akan jadi tawa takjub saat aku berumur 25 tahun nanti! " gumamnya dalam hati.
Setiap ulangan ia mendapat nilai paling rendah namun, setiap pelajaran seni sianak gorengan ini mendapat nilai tertinggi. Disuatu ketika Arif pulang kerumah sambil ditemani rintikan hujan yang aneh, firasat yang aneh juga menghantui hati dan jiwanya langkah yang cepat dan lincah tiba-tiba terhenti ditengah warga yang saling berlari hanya satu kalimat yang terlontar dari mulutnya
"Ibu! Ayah!"
Dan turunlah tetesan air mata itu yang bertemu rintikan hujan. Dirumah sakit ia mondar mandir bingung bagai cinta yang digantung tak' lama dari itu dokter keluar dari UGD dan keadaannya…
"Dok! Gimana keadaan orang tua saya? "
"Keadaan ibu adik membaik namun,kedua matanya… harus segera mendapat donor mata sedangkan ayah adik kaki harus diamputasi"
Mendengar ucapan dokter ia hanya diam tertunduk sedih. Dalam hati anak gorengan ini bertekad untuk menjadi anak gorengan yang sukses, meski ia tahu jika didalam pelajaran ia selalu kurang tapi, tidak dengan seni ia dalami seni dan ikuti berbagai lomba walaupun selalu jatuh bangun hingga takdir mengizinkannya untuk menang dan mendapat beasiswa kuliah. Dalam sekejab ia mendapat gelar sarjana dan menjadi guru seni yang dipuja puji. Dan benar segala tawa itu jadi tawa takjub, ibu yang ia cinta dapat ia obati hingga kedua matanya dapat melihat surga dunia. Tidak ada manusia yang tak' sukses jika tidak diawali tekad yang kuat sekuat baja…
Karya Osila Deva Firdaus
Komentar
Posting Komentar